Minggu, 19 Juni 2016

LAPORAN KONSERVASI TANAH DAN AIR



LAPORAN
KONSERVASI TANAH DAN AIR


                                      Disusun Oleh:
Nama          : Pije Irwansyah
NIM            : 105950046714
Kelas           : III. A
Kelompok   : I
           
JURUSAN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS PERTANIAAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 2016


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir ini guna memenuhi salah satu mata kulya konservasi tanah dan air.
Dalam peyusunan laporan ini kami selalu berusaha sebaik-baiknya dengan
berpegang kepada ketentuan yang berlaku, namun karena keterbatasan pengetahuan dan waktu maka kami menyadari dalam penyajiannya jauh dari sempurna. Untuk itu segala saran dan kritik sangat kami harapkan demi sempurnanya laporan ini.
            Selanjutnya harapan kami semoga Semoga laporan ini dapat memberikan mamfaat bagi penulis khususnya serta para pembaca pada umumnya. Terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Makassar, 20 April 2016
                                                                                               Penyusun:



.
DAFATAR ISI
Teks                                                                                                         Halaman
Halama Judul ................................................................................................  i
Kata Pengantar ............................................................................................  ii
Daftar Isi ......................................................................................................  iii
Daftar Gambar .............................................................................................  iv
BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar belakang .................................................................................  1
B.     Tujuan ...............................................................................................  2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.     Pengertian Erosi ...............................................................................  3
B.     Proses Erosi ......................................................................................  4
C.     Jeni-Jenis Erosi ................................................................................  5
D.    Penyebab Terjadinya Erosi ..............................................................  6
E.     Propil Inhutani ..................................................................................  9
BAB III METODE PRAKTEK
A.     Waktu Dan Tempat ..........................................................................  11
B.     Alat Dan Bahan ................................................................................  11
C.     Cara Kerja ........................................................................................  11


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.     Hasil ..................................................................................................  12
B.     Pembahasa ........................................................................................  13
BAB V PENUTUP
A.     Kesimpulan .......................................................................................  14
B.     Saran .................................................................................................  14
Daftar Pustaka .............................................................................................  15















DAFTAR GAMBAR
Gambar                                                                                                    Halaman
1.1  Erosi Alur ................................................................................................ 12
1.2  Erosi Tebing sungai ................................................................................  13

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
            Erosi tanah adalah penyumbang terbesar dari terjadinya degradasi lahan. Walaupun degradasi lahan bukan merupakan peristiwa ekonomi akan terapi proses ini berkaitan erat dengan penurunan mutu lahan yang menyebabkan menurunnya produksi pertanian dan meningkatnya biaya pencegahan degradasi lahan yang merupakan problem ekonomi. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat erosi tanah dapat dibagi atas kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh dampak langsung di tempat kejadian erosi (on-site) maupun dampak di luar tempat kejadian erosi (off-site). Dampak langsung yang utama adalah penurunan produktivitas tanaman yang diakibatkan oleh kemerosotan produktivitas tanah, kehilangan unsur hara tanah dan kehilangan lapisan tanah yang baik/subur bagi berjangkarnya akar tanaman, sedangkan dampak tidak langyung adalah pelumpuran dan pendangkalan waduk, kerusakan ekosistem peraimn, memburuknya kualitas air, meningkatnya frekuensi dan masa kekeringan, serta tertimbunnya lahan-lahan pertanian.
            Oleh karena itu demi mengantisipasi terjadinya kerusakan lahan maka diperlukan pemamfaatan teknologi yang efektif dan mampu menyajikan informasi yang akurat dan komprehensif. Penyajian informasi yang dimaksud dapat diperoleh dari pemamfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hal ini sesuai dengan GBHN 1999-2004 yang menyebutkan bahwa pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan kemampuan nasional, dengan memamfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.




B.     Tujuan
            Untuk mengetahui bagaimana terjadinya erosi, jenis-jenis, faktor-faktor penyebab dan dampak yang di timbulkan oleh terjadinya erosi. Dengan mengetahui factor penyebab dan dampak yang timbulkan kita bisa melakukan penanggulangan lebih dini.


























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.     Pengertian Erosi
            Erosi merupakan peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari satu tempat ke tempat lain oleh media alami (air dan angin). Tanah dan air merupakan sumber daya alam utama yang mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Sebagai sumber daya yang banyak digunakan, tanah dapat mengalami pengikisan (erosi) akibat bekerjanya faktor-faktor penyebab erosi. Keseimbangan alam mengakibatkan tanah dapat mengalami proses erosi atau pengikisan secara sendirinya, erosi ini sering disebut dengan erosi geologi atau geological erosion. Erosi jenis ini tidak berbahaya karena lajunya seimbang dengan pembentukan tanah di tempat terjadinya erosi tersebut. Kehadiran manusia disadari atau tidak, mulai meningkatkan laju erosi. Erosi ini dikenal sebagai erosi dipercepat atau accelerated erosion. Menyadari akan bahaya atau dampak yang ditimbulkan oleh erosi, manusia telah berusaha untuk mengendalikannya. Pengendaliannya di sini bukan berarti mencegah erosi, tetapi mengurangi laju kehilangan tanah mendekati laju yang terjadi pada kondisi alami (Morgan, R. P. C. 1979).
            Erosi adalah istilah yang digunakan bidang geologi untuk menggambarkan proses pembentukan alur-alur atau parit-parit dan penghanyutan bahan-bahan padat oleh aliran air. Erosi dan sedimentasi menjadi penyebab utama berkurangnya kapasitas saluran atau sungai akibat pengendapan material hasil erosi. Dengan berjalannya waktu, aliran air terkonsentrasi ke dalam suatu lintasanlintasan yang agak dalam, dan mengangkut partikel tanah dan diendapkan ke daerah di bawahnya yang mungkin berupa: sungai, waduk, saluran irigasi, ataupun area pemukiman penduduk. Erosi permukaan (surficial erosion) merupakan proses pelepasan dan pengangkutan partikel tanah secara individu oleh akibat hujan, angin atau es. Erosi percikan (erosion splash) adalah erosi yang merupakan hasil dari percikan/benturan air hujan secara langsung pada partikel tanah dalam keadaan basah. Besarnya curah hujan, intensitas, dan distribusi hujan menentukan kekuatan penyebaran hujan ke permukaan tanah, kecepatan aliran permukaan serta kerusakan erosi yang ditimbulkannya (Morgan, R. P. C. 1979).
B.     Proses Erosi
            Di daerah-daerah tropis yang lembab seperti di Indonesia maka air merupakan penyebab utama terjadinya erosi, sedangkan untuk daerah-daerah panas yang kering maka angin merupakan faktor penyebab utamanya.
            Percikan air hujan merupakan media utama pelepasan partikel tanah pada erosi yang disebabkan oleh air. Pada saat butiran air hujan mengenai permukaan tanah yang gundul, partikel tanah terlepas dan terlempar ke udara. Karena gravitasi bumi, partikel tersebut jatuh kembali ke bumi. Pada lahan miring partikel-partikel tanah tersebar ke arah bawah searah lereng. Partikel-partikel tanah yang terlepas akan menyumbat pori-pori tanah. Percikan air hujan juga menimbulkan pembentukan lapisan tanah keras pada lapisan permukaan. Hal ini mengakibatkan menurunnya kapasitas dan laju infiltrasi tanah. Pada kondisi dimana intensitas hujan melebihi laju infiltrasi, maka akan terjadi genangan air di permukaan tanah, yang kemudian akan menjadi aliran permukaan. Aliran permukaan ini menyediakan energi untuk mengangkut partikel-pertikel yang terlepas baik oleh percikan air hujan maupun oleh adanya aliran permukaan itu sendiri. Pada saat energi aliran permukaan menurun dan tidak mampu lagi mengangkut partikel tanah yang terlepas, maka partikel tanah tersebut akan mengendap baik untuk sementara atau tetap (Morgan, R. P. C. 1979).
            Proses pengendapan sementara terjadi pada lereng yang bergelombang, yaitu bagian lereng yang cekung akan menampung endapan partikel yang hanyut untuk sementara dan pada hujan berikutnya endapan ini akan terangkut kembali menuju dataran rendah atau sungai. Pengendapan akhir terjadi pada kaki bukit yang relatif datar, sungai dan waduk. Pada daerah aliran sungai, partikel dan unsure hara yang larut dalam aliran permukaan akan mengalir dan mengendap ke sungai dan waduk sehingga menyebabkan pendangkalan. Besarnya erosi tergantung pada kuantitas suplai material yang terlepas dan kapasitas media pengangkut. Jika media pengangkut mempunyai kapasitas lebih besar dari suplai material yang terlepas, proses erosi dibatasi oleh pelepasan (detachment limited). Sebaliknya jika kuantitas suplai materi melebihi kapasitas, proses erosi dibatasi oleh kapasitas (capacity limited) (Carson, B., dan W.H., Utomo, 1986).
C.     Jenis-Jenis Erosi
1.      Erosi Percikan ( Splash Erosion )
            Erosi hasil dari percikan/benturan air hujan secara langsung pada partikel tanah dalam keadaan basah. Besarnya curah hujan, intensitas, dan distribusi hujan menentukan kekuatan penyebaran hujan ke permukaan tanah, kecepatan aliran permukaan serta kerusakan erosi yang ditimbulkannya.
2.      Erosi Lembar ( Sheet Erosion )
                   Pengangkutan lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan bidang tanah.
3.      Erosi Alur ( Rill Erosion )
            Erosi akibat pengikisan tanah oleh aliran air yang membentuk parit atau saluran kecil, dimana pada bagian tersebut telah terjadi konsentrasi aliran air hujan di permukaan tanah.
4.      Erosi Parit ( Gully Erosion )
            Kelanjutan dari erosi alur, yaitu terjadi bila alur –alur menjadi semakin lebar dan dalam yang membentuk parit dengan kedalaman yang dapat mencapai 1 –2,5 m atau lebih.
5.      Erosi Sungai/Saluran
            Erosi yang terjadi akibat dari terkikisnya permukaan tanggul sungai dan gerusan sediment di sepanjang dasar saluran. Erosi semacam ini dipengaruhi oleh variabel hidrologi/hidrolik yang mempengaruhi sistem sungai.
6.      Longsor (landslide)
             Bentuk erosi yang pangankutan atau perpindahan tanahnya terjadi pada suatu saat dan dalam volume yang besar Proses.





D.    Penyebab Terjadinya Erosi
1.      Iklim/Curah Hujan
            Besarnya curah hujan adalah volume air yang jatuh pada satu areal tertentu,
Sifat-sifat hujan yang perlu diketahui:
a.       Intensitas hujan adalah banyaknya hujan persatuan waktu. Dinyatakan dalam mm/jam atau cm/jam
b.      Jumlah hujan: banyaknya air hujan selama terjadi hujan, selama satu bulan atau satu tahun dsb.
c.       Distribusi hujan: penyebaran waktu terjadinya hujan (A.G Kartasapoetra. 1986)
2.      Relief/Topografi
            Kemiringan dan panjang lereng merupakan 2 faktor yang paling berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Unsur lain yang mungkin berpengaruh adalah konfigurasi, keseragaman dan arah lereng.
Kemiringan Lereng
1.      Kemiringan dinyatakan dalam derajat atau persen. Dua titik yang berjarak horizontal 100 meter mempunyai selisih tinggi 10 meter membentuk lereng 10  persen. Kecuraman lereng 100 persen sama dengan kecuraman 45 derajat.
2.      Semakin curam lereng semakin memperbesar jumlah dan kecepatan aliran permukaan sehingga memperbesar energi angkut air.
3.      Dengan semakin miring lereng maka jumlah butir-butir tanah yang terpercik ke bawah oleh tumbukan butir hujan akan semakin banyak.
Yang mempengaruhi kemungkinan  yang terjadi pada lereng adalah:
a.       Panjang Lereng
            Panjang lereng dihitung mulai dari titik pangkal aliran permukaan sampai suatu titik di mana air masuk kedalam saluran atau sungai, atau sampai kemiringan lereng berkurang demikian rupa sehingga kecepatan aliran air berubah.


b.      Konfigurasi Lereng
            Lereng permukaan tanah berbentuk cembung (konvek) atau cekung (konkav). Erosi lembar lebih besar terjadi pada permukaan lereng cembung dari pada permukaan cekung. Sedangkan pada permukaan cekung cenderung terbentuk erosi alur atau parit.
c.       Konfigurasi Lereng
            Lereng permukaan tanah tidak selalu seragam kecuramannya. Sehingga memungkinkan berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi.
d.      Arah Lereng
            Di belahan bumi bagian utara lereng yang menghadap kearah selatan mengalami erosi lebih besar daripada yang menghadap ke uatara.  Tanah-tanah pada lereng yang menghadap ke selatan sedikit kandungan organik dan lebih mudah terdispersi karena pengaruh sinar matahari (Arsyad, S., 2000)
3.      Vegetasi/tumbuh-tumbuhan
Pengaruh vegetasi terhadap erosi yaitu :
a.       Menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah sehingga kekuatan untuk menghancurkan tanah sangat dikurangi. Makin rapat vegetasi, makin efektif mencegah terjadinya erosi.
b.      Menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air infiltrasi.
c.       Penyerapan air ke dalam tanah diperkuat oleh transpirasi melalui vegetasi.
4.      Tanah
Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan erosi adalah:
a.       Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi laju infiltrasi, permeabilitas dan kapasitas menahan air.
b.      Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi ketahanan struktur tanah terhadap disperse dan pengikisan oleh butir-butir hujan yang jatuh dan aliran permukaan.
Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi erosi:
1.      Tekstur
            Tekstur adalah ukuran dan proporsi kelompok ukuran butir-butir primer bagian mineral tanah. Terbagi menjadi liat (clay), debu (silt) dan pasir (sand). Tanah bertekstur kasar (pasir atau pasir berkerikil) mempunyai kapasitas infiltrasi tinggi, tanah bertekstur pasir halus juga mempunyai kapasitas infiltrasi cukup tinggi, akan tetapi jika terjadi aliran permukaan maka butir-butir halus akan mudah terangkat, Tanah mengadung liat dalam jumlah yang tinggi akan menyebabkan terjadinya aliran permukaan erosi yg tinggi.
2.      Struktur
            Struktur adalah ikatan butir primer kedalam butir sekunder atau agregat. Terdapat 2 aspek struktur yang penting yaitu :
a.       Sifat fisika-kimia liat.
b.      Adanya bahan pengikat butir-butir primer sehingga terbentuka gregat yang mantap.
3.      Bahan organic
            Bahan organik berupa daun, ranting dan sebagainya yang belum hancur yang menutupi permukaan tanah merupakan pelindung tanah terhadap kekuatan perusak butir-butir hujan yang jatuh.
4.      Sifat lapisan tanah
            Tanah yang dalam dan permeabel kurang peka terhadap erosi daripada tanah yang permeabel tetapi dangkal (Arsyad, S., 2000)
5.      Tingkat kesuburan tanah
            Perbaikan kesuburan tanah akan memperbaiki pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman yang lebih baik akan memperbaiki penutupan tanah dan lebih banayak sisa tanaman yang kembali ke tanah (Arsyad, S., 2000)
5.      Manusia
            Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi lebih baik atau lebih buruk. Pembuatan teras-teras pada tanah yang berlereng curam merupakan pengaruh baik bagi manusia karena dapat mengurangi erosi. Sebaliknya, penggundulan hutan di daerah-daerah pegunungan merupakan pengaruh manusia yang jelek karena dapat mempengaruhi banjir (Arsyad, S., 2000)


E.     Profil PT. Inhutani I
            PT Inhutani I berdiri tahun 1973 (PP No 21 Tahun 1972), lanjutan dari PN Perhutani Kalimantan Timur.
            Areal konsesi seluas 2,2 juta Ha dengan masa konsesi 20 tahun (Periode Pertama) dari tahun 1973 sampai dengan 1993.
            Pada tahun 2006, PT Inhutani I memperoleh perpanjangan prinsip masa konsesi periode kedua yang berlaku hingga 2038.
            PT. Eksploitasi & Industri Hutan (PT.INHUTANI I) dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 1972 guna melanjutkan kegiatan PN Perhutani Kalimantan Timur untuk mengelola areal hutan di Propinsi Kalimantan Timur.
            Anggaran Dasar perusahaan dibuat dihadapan Notaris Soeleman Ardjasasmita, SH dengan Akte nomor 5 tanggal 8 Desember 1973 dan telah dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 30 Juli 1974 Nomor 62. Seiring dengan perkembangan usaha Perseroan, Anggaran Dasar telah beberapa kali dilakukan perubahan, dan terakhir diperbaharui berdasar Keputusan Pemegang Saham Perusahaan (Persero) PT INHUTANI I di luar RUPS tentang Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT INHUTANI I Nomor : KEP-08/S.MBU/2010 – KEP-01/D4.MBU/2010 dan ditetapkan dengan Akte Notaris Reni Rohaini, SH, MBA Nomor : 23 tanggal 10 Maret 2010 seta telah dicatat dalam data base Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor : AHU-0029974.AH.01.09 Tahun 2010 tanggal 21 April 2010.
            Bidang usaha pokok (core business) Perseroan adalah pengelolaan hutan dan produksi hasil hutan dengan asset produksi berupa 8 (delapan) Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam (IUPHHK-HA) seluas+ 616.532 hektar dan potensi produksi kayu bulat sebanyak +350.000 m3 per tahun, 3 (tiga) Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) seluas+ 73.316 hektar, dan 3 (tiga) Industri Pengolahan Kayu dengan produk utama woodworking yang mampu menghasilkan out put sebanyak +17.500 m3 per tahun.
            Di samping mengelola asset produksi tersebut di atas, Perseroan juga memiliki saham pada perusahaan patungan dengan bidang usaha masing-masing : 2 (dua) perusahaan bidang industry plywood, 3 (tiga) perusahaan bidang pengelolaan hutan alam, dan 15 (lima belas) perusahaan bidang HTI.
            Dalam upaya meningkatkan kinerja usaha, Perseroan juga melaksanakan optimalisasi asset yang dimiliki dengan melaksanakan kegiatan penyadapan getah pinus dan Karet, serta melaksanakan usaha jasa wisata hutan. Core Business Perseroan adalah Pengelolaan Hutan Alam dan Pembangunan Hutan Tanaman serta Unit industri.

















BAB III
METODE PRAKTEK
A.     Waktu dan tempat
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 12 April 2016 pukul 09.00-selesai. Dan bertempat di Hutan Industri PT. Inhutani Kacamatan Parangloe Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
B.     Alat dan bahan
            Adapun alat yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu kamera (HP)
C.     Cara kerja
            Prosedur kerja pada praktikum ini adalah melakukan observasi sepanjang kawasan Hutan Industri PT. Inhutani dan mengidentifikasi jenis-jenis erosi dan mengambil dokumentasi dengan kamera (HP)

















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.     Hasil
1.      Erosi Lembar
            Pengangkutan tanah yang diakibatkan oleh aliran-aliran kecil sehingga alur membentuk parit kecil dan dangkal. Terjadi tidak merata pada permukaan tanah tetapi terkosentrasi pada suatu alur tertentu. Kecenderungan erosi terjadi akibat aliran-aliran kecil pada sungai serta sifat fisik tanah ataupun bekas menarik balok kayu.
Gambar 1.1 Erosi lembar
2.      Erosi tebing sungai
            Terjadi akibat pengikisan tebing sungai oleh air yang mengalir atau terjangan aliran sungai yang kuat pada sungai. Lebih jauh akan menyebabkan tumbangnya pohon sekitar tebing. Oleh karena itu, penting untuk memelihara strip tumbuhan sepanjang sungai berupa rumput, semak, atau hutan sepanjang tebing sungai serta pembuatan teras bangku yang baik untuk melindungi tebing.
Gambar 1.2 Erosi tebing sungai
B.     Pembhasan
            Erosi merupakan peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat terkikis dan terangkut yang kemudian diendapkan pada suatu tempat lain.
            Pada pengamatan erosi di daerah kawasan Industri PT. Inhutani ditemukan beberapa macam erosi seperti erosi lembar (sheet erosion) yang terjadi di sekitar tanaman kacang,  dan erosi tebing sungai (strem bank erosion). yang terjadi akibat pengikisan tebing sungai oleh air yang mengalir atau terjangan aliran sungai yang kuat pada sungai.





BAB V
PENUTUP
A.     Kesimpulan
            Kesimpulan pada praktikum ini yaitu erosi yang dapat terindentifikasi pada kawasan huta Inhutani adalah, erosi lembar (sheet erosion), dan erosi tebing sungai (strem bank erosion).
B.     Saran
            Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah jenis erosi yang masih belum dapat terindentifikasi semoga dapat terindentifikasi oleh praktikan lain kedepannya.




















DAFTAR PUSTAKA
A.G Kartasapoetra. 1986.Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman.   Jakarta:Bumi Aksara
Arsyad, S., 2000, Konservasi Tanah dan Air, IPB Press, Bogor.
Carson, B., dan W.H., Utomo, 1986, Erosion and sediment processes in       Java, Coorperation Ford Foundation with Department of Agriculture Republic of       Indonesia.
Morgan, R. P. C. 1979. Soil Erosion. Longman Group Ltd., New York.
Kartasapoetra, A.G dan Sutedjo, M.M, 1991. Teknologi Konservasi Tanah dan      AirBhineka Cipta,    Jakarta.
Hartobudoyo, D. 1979. Pemangkasan kopi. Balai Penelitian Perkebunan,          Sub      Balai Penelitian. Budidaya, Jember

Tidak ada komentar:

Posting Komentar