Kamis, 23 Juni 2016

LAPORAN MATA KULIAH DENDROLOGI


LAPORAN MATA KULIAH
DENDROLOGI
Disusun
 Oleh
Kelompok:v
Anggota          : Pije Irwansyah
                         : Rismanto
                         : Wahyudin
                         : Gonde
                         : Devi Arianti
                        : Ahyar

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JURUSAN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
TAHUN 2016

HALAMAN PENGESAHAN
Judul Laporan          : Klasifikasi Jenis Pohon di Hutan Pendidikan Bengo- Bengo
Kelompok                : 5 (Lima)
Kelas                        : III. A                           
Laporan peraktek ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan mengikuti mata kuliah Dendrologi Kehutanan
Disetujui oleh:



(Dr. Husna Latifah., S.Hut., M.P.)
Dosen Pengampuh



                                                                        Tanggal pengesahan :                                                             

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat, karunia, dan  hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktek lapangan  ini yang berjudul “Klasifikasi Jenis Pohon di Hutan Pendidikan Bengo-Bengo” dan kami juga tak lupa pula kirimkan salam serta salawat kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul pembawa kebenaran dari semua aspek diantaranya ilmu pengetahuan.
            Kemudian, laporan ini dapat terselesaikan berkat kerja sama teman-teman kelompok V dengan  tujuan untuk lebih mengetahui tentang klasifikasi pohon yang ada di hutan Bengo-Bengo lebih lanjut serta menyelesaikan salah satu mata kuliah sebagai tanggung  jawab pelajar dan juga memperluas pengetahuan tentang sistematis penyusunan laporan.
            Demikian proses penyusunan lapora ini, namun perlu teman-teman ketahui bahwa kami sebagai penyusun menyadari betul kekurangan dalam penyusunan laporan ini, maka dari  itu kami sangat mengharapkan saran dari para pembaca sebagai langkah  baru untuk menuju  kedepan  yang  lebih baik.  Semoga laporan ini dapat memberikan mamfaat bagi kami khususnya serta para pembaca pada umumnya.



Makassar, 27 Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................    i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................   ii
KATA PENGANTAR .........................................................................................  iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................  iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................   v
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................  vi
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ..............................................................................................   1
B.     Tujuan Praktek Lapang..................................................................................   2
C.     Rumusan Masalah .........................................................................................   2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Sejarah Hutan Pendidikan Bengo-Bengo ......................................................   3
B.     Luas Dan Letak Hutan Pendidikan Bengo-Bengo ........................................   4
C.     Topokrafi, Geologi Tanah Dan Suhu ............................................................   5
BAB III METODELOGI
A.    Waktu dan Tempat ........................................................................................   7
B.     Alat dan Bahan ..............................................................................................   7
C.     Metode ..........................................................................................................   7
BAB IV HASIL OBSERVASI
A.    Hasil ..............................................................................................................   8
B.     Pembahasan ...................................................................................................   9
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ..................................................................................................  24
B.     Saran .............................................................................................................  24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN ........................................................................................................ vii














DAFTAR TABEL
No  Nama                                                                                                     Halaman
1     Hasil Observasi .............................................................................................   8




















DAFTAR LAMPIRAN
No    Nama                                                                                                   Halaman
1.1     Pohon Pinus ................................................................................................  26
1.2     Pohon Jati ...................................................................................................  26
1.3     Pohon Pulai ................................................................................................  26
1.4     Pohon Nangka ............................................................................................  27
1.5     Pohon Jambu Mente ...................................................................................  27
1.6     Pohon Mangga ...........................................................................................  27
1.7     Pohon Kopi .................................................................................................  28
1.8     Pohon Coklat ..............................................................................................  28
1.9     Pohon Mahoni ............................................................................................  28
1.10  Pohon Jambu Biji .......................................................................................  29










BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
                Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan sangat beraneka ragam. Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk mempermudah dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup maka kita perlu cara. Cara untuk mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut sistem klasifikasi penggolongan / pengelompokan (Marsono, Djoko, 2001)
            Dalam laporan ini kami akan membahas secara lebih mengkhusus pada klasifikasi Tumbuhan mengingat kurangnya pengetahuan tentang bagaimana pengelompokan – pengelompokan tentang tumbuhan mungkin yang kita tahu bahwa semua tumbuhan itu adalah pepohonan yang memiliki daun yang lebat dan batang yang kuat, padahal banyak hal yang belum kita ketahui tentang dunia tumbuhan (Plantae). Khususnya sebagai rimbawan kita juga harus mengetahui apa itu klasifikasi, manfaat klasifikasi, tujuan, karena klasifikasi tidak hanya di gunakan dalam ilmu pengetahuan alam , dalam kehidupan sehari - haripun tanpa disadari kita telah melakukan klasifikasi, misal pada saat mencuci alat – alat dapur, setelah mencuci kita menempatkan piring, sendok, garpu, gelas,  cangkir sesuai dengan tempat dan ukurannya masing – masing. Jadi untuk lebih jelasnya kami akan jelaskan dalam bab berikutnya (Marsono, Djoko, 2001)
B.     Tujuan
            Adapun tujuan praktek lapangan ini dilakuakan agar mahasiswa mampu mengenali dan mengidentifikasi bagian-bagin pohon Pinus, Jati, Pulai,Nangka, Jambu Mente, Mangga, Kopi, Coklat, Mahoni, Dan Jambu Biji di hutan Bengo-Bengo Kabupaten Maros.
C.    Rumusan Masalah
1.      Beberapa jenis pohon di Hutan Pendidikan Bengo-Bengo.
2.      Bagaimana struktur daun pohon yang ada di Hutan Pendidikan Bengo-Bengo, Maros
3.      Beberapa bagian-bagian pohon di Hutan Pendidikan Bengo-Bengo.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Sejarah Hutan Pendidikan Bengo-Bengo
            Bengo-bengo adalah sebuah kawasan hutan alami yang menjadi salah satu objek wisata petualangan di Sulawesi Selatan. Berjarak 40 km dari kota Makassar dan lokasinya yang sangat dekat dari jalan poros Maros – Camba sehingga mudah dijangkau. Berada ditempat yang strategis membuat hutan Bengo-bengo menjadi destinasi yang populer (Anonim, 2013)
            Daya tarik keindahan alam dan beragam satwa langkanya yang selama ini diperuntukkan untuk internal akademik, kini sudah mampu memikat kalangan para pelancong dari dalam maupun luar negeri untuk datang mengeksplorasinya. Hutan Bengo-bengo adalah hutan pendidikan yang dikelola Universitas Hasanuddin sejak tahun 1980 dengan luas areal 1300 Ha. Kawasan Hutannya rimbun dengan berbagai jenis pepohonan yang di dominasi pohon pinus tinggi menjulang dengan hawa sejuk khas pegunungan (Anonim, 2013).       
            Hutan Bengo-Bengo menyimpan potensi alam yang luar biasa pesonanya hingga membuat para penggemar wisata yang mengunjunginya akan dibuat takjub dan terkagum-kagum. Pemandangan hutan pinusnya eksotik, tertata rapi menampilkan murninya keasrian romantis hutan tropis. Kontur alamnya berbukit-bukit landai dan hampir seluruh permukaannya ditutupi rumput tebal. Terdapat pula satwa-satwa liar yang berkembang biak dengan baik antara lain jenis monyet langka, Macaca maura dan Tarsius, monyet terkecil didunia. Pada sisi dalam wilayah hutannya, akan banyak dijumpai interior alami yang menakjubkan. Terdapat tiga sumber air jeram yang mengalir deras membelah hutan antara lain Air Terjun tiga susun, Air Terjun Palanro dan Telaga bidadari. Untuk menikmati keragaman potensi hutan Bengo, butuh waktu setidaknya 4-5 hari untuk menjelajahi batas-batas hutannya (Anonim, 2013).
            Tahun 1987, Hutan bengo-bengo difungsikan sebagai laboratorium alam dan pusat kegiatan praktek lapangan terutama bagi mahasiswa dan peneliti. Pembangunan sarana dan fasilitas pendukungnya pun dibangun secara bertahap bekerjasama dengan penduduk setempat untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Tahun 2007, perkembangan sarana dan fasilitasnya telah memadai dengan kelengkapan resort, kamar mandi umum, aula serta sarana ibadah sehingga fungsi hutan Bengo-Bengo beralih menjadi destinasi wisata yang menyenangkan (Anonim, 2013).
B.     Luas Dan Letak Hutan Pendidikan Bengo-Bengo
            Hutan pendidikan Bengo-Bengo termasuk dalam kawasan hutan Bulusaraung yang berada di Desa Limapoccoe, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros atau tepatnya 65 km dari kota Makassar. Ditinjau dari segi geografisnya, Hutan Pendidikan Bengo-Bengo (Anonim, 2012).
Hutan Pendidikan Bengo-Bengo mempunyai batas-batas sebagai berikut :
1.      Sebelah utara berbatasan dengan Desa Timpuseng
2.      Sebelah timur berbatasan dengan Desa Laiya
3.      Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kappang
4.      Sebelah barat berbatasan dengan Desa Balocc (Anonim, 2012).

C.    Topograpi Geologi Tanah dan Suhu
a.      Topografi
            Menurut letaknya, kawsan Hutan Pendidikan Bengo-Bengo berada pada ketinggan 400-600 m diatas permukaan laut dengan kedalaman lapang berbukit, berombak, bergelombang dan bergunung-gunung. Topografi Hutan Pendidikan Bengo-Bengo secara garis besar terdiri dari 4 topografi, yaitu:
1.      Berombak, dengan kemiringan 3-10%
2.      Bergelombang, dengan kemiringan 10-30%
3.      Berbukit-bukit, dengan kemiringan 30-50%
4.      Bergunung-gunung, yang terletak pada daerah bagian utara sampai dengan selatan (Anonim 2013).
b.      Geologi  Tanah
            Menurut peta tanah, ditinjauan Provinsi Sulawesi Selatan (LPT Bogor, 1967), bahwa jenis tanah yang terdapat pada wilayah kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros adalah sebagai berikut :
a.       Alluvial kelabu, dengan bahan induk endapan liat terdapat pada daerah datar dan bergelombang disekitar sungai camba.
  1. Litosol, dengan bahan induk batuan gamping da tufa alkali terdapat pada topografi berbukit sampai bergunung.
  2. Mediteran coklat, regosol dan litosol, dengan bahan induk tuf dan batuan alkali, terdapat pada topografi berbukit sampai bergunung               (Anonim, 2013).

c.       Iklim Dan Suhu
            Tipe iklim di Indonesia diklasihikasikan oleh Schmid dan Fergusson atas dasar perbandingan rata-rata jumlah bulan basah dengan kategori :
a)      Bulan kering = rata-rata curah hujan < 60mm/bulan
b)      Bulan lembab = rata-rata curah hujan 60-100mm/bulan
c)      Bulan basah = rata-rata curah hujan diatas 100 mm/bulan
            Faktor untuk menentukan tipe iklim yang penting adalah curah hujan dalam 10 tahun terakhir. Schmid dan fergusson (1980) mengklasifikasikan tipe iklim di Indonesia berdasarkan perbandingan bulan kering dan bulan basah yang sering dinyatakan dalam nilai Q dalam persen (%).
Nilai Q dalam persen (%) untuk masing-masing tipe iklim di Indonesia digolongkan sebagai berikut :
1.      Tipe iklim A = 0-14,3%
2.      Tipe iklim B = 14,3-33,3%
3.      Tipe iklim C = 33,3-60%
4.      Tipe iklim D = 60-100%
5.      Tipe iklim E = 100-167%
6.       Tipe iklim F = 167-300%
7.      Tipe iklim G = 300-700%
8.      Tipe iklim H = 700% keatas (Anonim, 2013).



BAB II
METODOLOGI
A.    Waktu dan Tempat
            Praktek lapangan Dendrologi kehutanan di laksanakan pada hari Rabu tanggal 23 Desember 2015, pukul 11:14 WITA sampai selesai. Di Hutan Pendidikan Bengo-Bengo Kabupaten Maros Sulawesi Selatan.
B.     Bahan Dan Alat
Adapun bahan dan alat yang digunakan antara lain:
1.      Parang
2.      Alat tulis menulis
3.      Kamera
C.    Metode Praktek
            Adapun metode yang dilakukan pada praktek lapangan Dendrologi adalah mengamati jenis pohon yang ada di Hutan Pendidikan Bengo-Bengo, kemudian mencatat hasil dari pengamatan, selanjutnya mengambil dokumentasi dari tiap-tiap pohon yang telah diamati sebelumnya.







BAB IV
HASIL OBSERVASI
A.    Hasil
            Hasil pengamatan pohon di hutan Pendidikan Bengo-Bengo, Kabupaten Maros
Tabel 1. Nama-nama pohon di lokasi praktek
No
Nama Pohon
Nama Latin
1
Pinus
Pinus merkusii
2
Jati
Tekton. grandis
3
Pulai
Alstonia scholaris
4
Nangka
Artocarpus heterophyllus
5
Jambu Mente
Anacardium occidentale
6
Mangga
Mangifera indica
7
Kopi
Coffea arabica
8
Coklat
Theobroma cacao
9
Manoni
Swietenia mahagoni
10
Jambu biji
Psidium guajava
Sumber: Data primer dari lapangan 2015







B.     Pembahasan
1.      Pohon Pinus
a.       Pengertian dan Ciri-ciri Pohon Pinus
              Adalah salah satu jenis kayu khas dari daerah tropis yang bernilai komersial cukup baik di pasaran. Kayu pinus ini terdiri dari banyak jenis yang berbeda-beda. Tetapi, hanya ada dua jenis yang banyak beredar di pasaran sebab kedua jenis pinus ini memang dikenal memiliki kualitas paling baik diantara jenis-jenis pinus lainnya yakni pinus radiata dan pinus merkusii. Baik jenis pinus radiata ataupun pinus merkusii, keduanya adalah jenis pinus yang cukup populer di Indonesia sebab kedua jenis pinus tersebut merupakan jenis pinus yang banyak digunakan oleh industri-industri perkayuan ataupun oleh individu (masyarakat umum) sebagai bahan baku untuk membuat aneka macam furniture indoor ataupun jenis produk lainnya. Ciri-ciri pohon pinus memiliki tekstur daun kecil berbentuk jarum, bentuk daun folium, kulit batang kasar dan bersisik serta memiliki buah dan getah. Tingkat keawetan kayu (Hidayat, Estiti B. 1995)
b.      Klasifikasi Pohon Pinus
Divisio             : Spermatophyta
Subdivisio       : Gymnospermae
Classis             : Coniferae
Ordo                : Pinales
Familia`           : Pinaceae
Genus              : Pinus
Spesies             : Pinus merkusii (Hidayat, Estiti B. 1995)
c.       Syarat tumbuh Pohon Pinus
            Pinus dapat tumbuh pada ketinggian antara 200-2.000 m di atas permukaan laut dan tidak memerlukan persaratan tumbuh yang tinggi. Tepi memperoleh pertumbuhan yang baik diperlukan ketinggian di atas 400-1.500 m di atas permukaan air laut (Hidayat, Estiti B. 1995)
d.      Manfaat Pohon Pinus
            Berbagai asam amino aktif dan enzim aktif yang terkandung dalam serbuk bunga pinus dapat memulihkan gangguan saluran pencernaan; mendorong sekresi kelenjar saluran pencernaan, sehingga saluran pencernaan dapat mempertahankan fungsi normalnya dan meningkatkan napsu makan; pada waktu bersamaan, juga dapat menghambat perkembang-biakan mikroba tak baik dalam saluran usus, mencegah timbulnya sembelit dan diare (Hidayat, Estiti B. 1995)

2.      Pohon Jati

a.       Pengertia dan Ciri-ciri Pohon Jati

            Merupakan jenis pohon penghasil kayu yang bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, bisa tumbuh hingga mencapai tinggi 30-40 m. Daunya besar, akan tetapi akan gugur atau rontok di musim kemarau. Pohon Jati dikenal dunia dengan nama teak (bhs inggris). Nama ilmiah jati yaitu Tectona Grandis L.F. Jati mempunyai daun berupa elips yang lebar serta bisa meraih 30 – 60 cm waktu dewasa. Pohon Jati mempunyai perkembangan yang lambat dengan Germinasi rendah (umumnya kurang dari 50%) yang membuat sistem propagasi dengan alami jadi sulit hingga kurang untuk menutupi permintaan akan kayu jati. Jati umumnya diproduksi dengan konvensional gunakan biji. Walau demikian produksi bibit dengan jumlah besar kurun waktu spesifik jadi terbatas dikarenakan ada susunan luar biji yang keras. Ciri-ciri pohon jati memiliki tekstur daun bulat dan besar berbulu, bentuk daun folium kulit batang kasar serta memiliki buah. Tingkat keawetan kayu (Anonim, 2010).

b.      Klasifikasi Pohon Jati

Kerajaan          : Plantae

Divisi               : Magnoliophyta

Kelas               : Magnoliopsida

Ordo                : Lamiales

Famili              : Lamiaceae

Genus              : Tectona

Spesies             : Tektona. grandis (Anonim, 2010).

c.       Syarat Tumbuh Pohon Jati
            Pohon Jati bisa tumbuh di tempat dengan curah hujan 1 500 – 2 000 mm/tahun serta suhu 27 – 36 °c baik di dataran rendah ataupun dataran tinggi. Area yang sangat baik untuk perkembangan jati yaitu tanah dengan ph 4. 5 – 7 serta tidak dibanjiri dengan air (Anonim, 2010).

d.      Manfaat Pohon Jati
            Kayu jati dikenal sebagai kayu yang paling berkualitas, kuat dan tahan rayap. Kayu  tersebut umum digunakan sebagai bahan baku furnitur. Ranting/ dahan jati umum digunakan sebagai kayu bakar sedangkan daunya dimanfatkan sebagai alat pembungkus misalnya membungkus makanan  (Anonim, 2010).
3.      Pohon Pulai

a.       Penggertian dan Ciri-ciri Pohon Pulai

            Adalah nama pohon dengan nama botani Alstonia scholaris. Pohon ini dari jenis tanaman keras yang hidup di pulau Jawa dan Sumatra. Dikenal juga dengan nama lokal pule, kayu gabus, lame, lamo dan jelutung. kualitas kayunya tidak terlalu keras dan kurang disukai untuk bahan bangunan karena kayunya mudah melengkung jika lembap, tapi banyak digunakan untuk membuat perkakas rumah tangga dari kayu dan ukiran serta patung. Ciri-ciri pohon pulai memiliki tekstur daun kasar dan tebal, bentuk daun eliptitc, kulit batang kasar serta memiliki getah. Tingkat keawetan kayu (Hidayat, Estiti B. 1995).

b.      Klasifikasi Pohon Pulai
Divisio : Magnoliophyta
Class     : Magnoliopsida
Ordo     : Gentianales
Family  : Apocynaceae
Genus   : Alstonia
Spesies : Alstonia scholaris (Hidayat, Estiti B. 1995).
c.       Syarat Tumbuh Pohon Pulai
            Pulai jenis ini tumbuh di daerah rawa atau tergenang air, di tepi aliran sungai, pada gley humus atau aluvial yang kaya pasir. Umumnya tumbuh dibawah 300 m dpl. Sering ditemukan pada hutan sekunder atau vegetasi semak belukar. Toleran terhadap berbagai macam tanah dan habitat, dijumpai sebagai tanaman kecil yang tumbuh di atas karang atau bagian tajuk dari hutan primer dan sekunder. Banyak dijumpai di dataran rendah/pesisir dengan curah hujan tahunan 1000-3800 mm. Juga dijumpai pada ketinggian diatas 1000 m dpl. Salah satu sifat adalah dapat tumbuh di atas tanah dangkal. Tidak tumbuhya tanaman ini pada sebaran alami yang suhunya kurang dari 8ºC, yang menunjukkan jenis ini tidak tahan udara dingin                          (Hidayat, Estiti B. 1995).
d.      Manfaat Pohon Pulai
            Kayu komersial yang disebut dengan kayu pulai ini cocok untuk: Ukiran, pembuatan peti, kayu lapis. Sedangkan getahnya bisa digunakan sebagai obat penyakit kulit dan kulitnya sendiri mengandung alkaloid untuk obat. Selain itu, sebenarnya pohon Pulai ini banyak manfaatnya untuk pengobatan. Terutama dari kulit dan daunnya (Hidayat, Estiti B. 1995).

4.      Pohon Nangka
a.       Pengertian dan Ciri-ciri Pohon Nangka
            Nangka adalah sejenis pohon, sekaligus buahnya. Pohon nangka termasuk ke dalam suku Moreceae, nama ilmiahnya adalah Artocarpus heterophyllus. Dalam bahasa inggris nangka dikenal sebagai jackfruit. Ciri-ciri pohon nangka memiliki tekstur daun halus dan tebal licin, bentuk daun eliptitc, kulit batang kasar serta memiliki buah dan getah. Tingkat keawetan kayu (Hidayat, Estiti B. 1995).
b.      Klasifikasi Pohon Nangka
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Dilleniidae
Ordo                : Urticales
Famili              : Moraceae (suku nangka-nangkaan)
Genus              : Artocarpus
Spesies             : Artocarpus heterophyllus (Hidayat, Estiti B. 1995).
c.       Syarat Tumbuh Pohon Nangka
            Nangka dapat tumbuh dengan baik di iklim tropis sampai dengan lintang 25 derajat Celcius utara maupun selatan. Tanaman ini menyukai wilayah dengan curah hujan lebih dari 1500 mm pertahun dimana musim keringnya tidak terlalu keras. Nangka kurang toleran terahadap udara dingin, kekeringan dan penggenangan (Hidayat, Estiti B, 1995).
d.      Manfaat Pohon Nangka
            Kayu dan ranting dari pohon ini dapat dimanfaatkan untu kayu akar, selain itu buahnya dapat dimakan, kalium dalam buah nangka efektif dalam mengurangi kemungkinan penyakit jantung karena bisa menurunkan tekanan darah. Kandungan zat besi dalam buah yang berserat ini membantu mencegah anemia dan meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh. Akar adalah obat yang baik bagi orang yang menderita asma. Merebus akar dan ekstrak nangka ternyata dapat membantu untuk mengontrol asma (Hidayat, Estiti B. 1995).
5.      Jambu Mente
a.       Pengertia dan Ciri-ciri Pohon Jambu Mente
            Adalah sejenis tanaman dari suku Anacardiaceae yang berasal dari Brasil dan memiliki "buah" yang dapat dimakan. Yang lebih terkenal dari jambu mede adalah kacang mede, kacang mete atau kacang mente; bijinya yang biasa dikeringkan dan digoreng untuk dijadikan berbagai macam penganan. Secara botani, tumbuhan ini sama sekali bukan anggota jambu-jambuan (Myrtaceae) maupun kacang-kacangan (Fabaceae), melainkan malah lebih dekat kekerabatannya dengan mangga. Ciri-ciri pohon jambu mente  memiliki tekstur daun halus dan tebal licin, bentuk daun eliptitc, kulit batang kasar serta memilki buah dan getah. Tingkat keawetan (Liptan, 1999).

b.      Klasifikasi Pohon Jambu Mente
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Sapindales
Famili              : Anacardiaceae
Genus              : Anacardium
Spesies             : Anacardium occidentale (Liptan, 1999).
c.       Syarat Tumbuh Pohon Jambu Mente
            Jenis tanah paling cocok untuk pertanaman jambu mete adalah tanah berpasir, tanah lempung berpasir dan tanah ringan berpasir. Jambu mete paling cocok ditanam pada tanah dengan pH antara 6,3-7,3, tetapi masih sesuai pada pH antara 5,5-6,3 (Liptan, 1999).
d.      Manfaat Pohon Jambu Mente
            Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya sebagai makanan, dan batang, ranting dari pohon jambu monyet bisa dijadikan kayu bakar.




6.      Pohon Mangga

a.       Pengertia dan Ciri-ciri Pohon Mangga

            Mangga adalah tumbuhan berbentuk pohon, berbatang tegak, bercabang banyak, bertajuk rindang, dan hijau sepanjang tahun. Tinggi tanaman berkisar antara 10 hingga 40 meter. Umur tanaman mangga bisa mencapai lebih dari 100 tahun. Ciri-ciri pohon mangga memiliki tekstur daun kasar dan tebal, bentuk daun eliptitc, kulit batang kasar serta memiliki buah dan getah. Tingkat keawetan kayu (Hidayat, Estiti B. 1995).

b.      Klasifikas Pohon Mangga
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Sub Divisi        : Angiospermae
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Sapindales
Famili              : Anacardiaceae
Genus              : Mangifera
Species            : Mangifera indica (Hidayat, Estiti B. 1995).
c.       Syarat Tumbuh Pohon Mangga
            Pohon mangga cocok tumbuh di daerah musim kering selama 3 bulan. Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga, jika ditanam di daerah basah tanaman akan terserang hama dan penyakit serata gugur bunga/buah jiak bunga muncul pada saat hujan (Hidayat, Estiti B. 1995).
d.      Manfaat Pohon Mangga
            Secara umum mangga memiliki panfaat pada buahnya, sensasi rasa buah mangga adalah perpaduan rasa manis dan juga asam. Semakin matang maka rasa manisnya akan mengalahkan rasa asamnya. Pasti Anda pernah mencicipi buah mangga bukan? Ternyata selain nikmat, buah yang satu ini juga memiliki sederet manfaat bagi kesehatan dan kecantikan manusia. Khasiat mangga ini telah teruji secara ilmiah. Manfaat mangga bersumber dari kandungan senyawa yang ada di dalam daging buahnya. Selain memahami kandungan dan manfaat buah mangga (Hidayat, Estiti B. 1995).
7.      Kopi
a.       Penggertian dan Ciri-ciri Pohon Kopi
            Kopi termasuk ke dalam family Rubiaceae, subfamili Ixoroideae dan suku Coffea. Seorang bernama Linneaus merupakan orang yang pertama mendeskripsikan spesies kopi (Coffee Arabica) pada tahun 1753. Menurut Bridson dan Vercourt pada tahun 1988, kopi dibagi menjadi dua genus yakni Coffea dan Psilanthus. Genus Coffea terbagi menjadi dua subgenus yakni Coffea dan Baracoffea. Subgenus Coffea terdiri dari 88 spesies. Sementara itu subgenus Baracoffea terdiri dari 7 spesies. Berdasarkan geografik (tempat tumbuh) dan rekayasa genetik, kopi dapat dibedakan menjadi lima. Kopi yang berasal dari Ethiopia, Madagaskar serta Benua Afrika bagian barat, tengah dan timur. Ciri-ciri pohon kopi memiliki tekstur daun yang halus dan tebal, bentuk daun eliptitc, kulit batang kasar seta memiliki buah. Tingkat keawetan kayu (Andre Illy dan Rinantonio Viani, 2005).
b.      Klasifikasi Pohon Kopi
Kingdom         : Plantea
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida         
Ordo                : Gentianacea
Famili              : Rubiaceae
Genus              : Coffea
Spesies             : Coffea arabica; Coffea robusta; Coffea liberica
c.       Syarat Tumbuh Pohon Kopi
            Kopi Arabica (Coffea arabica) tumbuh baik di daerah dengan ketinggian 700 – 1.700 m diatas permukaan laut, suhu 16 – 20°C, beriklim kering selama 3 bulan setiap tahun berturut-turut. terutama bila ditanam didaerah yang ketinggiannya kurang dari 500 m diatas permukaan laut.
            Kopi robusta merupakan turunan spesies kopi jenis cenephora. Tanaman ini tumbuh baik pada ketinggian 400 – 700 m diatas permukaan laut, suhu atau temperatur udara 21 – 24° C, dengan bulan kering 3 – 4 bulan secara berturut-turut dan 3 – 4 kali hujan kiriman.
d.      Manfaat Pohon Kopi
            Pohon ini dimanfaatkan buahnya untuk pembuatan kopi, dan batang, ranting dimanfaatkan untuk kebutahan kayu bakar. Selain itu tumbuhan  kopi arabica sangat peka terhadap penyakit HIV.


8.      Coklat
a.       Pengertian dan Ciri-ciri Pohon Coklat
            Tanaman kakao (Theobroma cacao L) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dikembangluaskan dalam rangka peningkatan sumber devisa negara dari sektor nonmigas. Ciri-ciri pohon coklat memiliki struktur daun halus dan kecil, bentuk daun eliptitc, kulit batang kasar, serta memiliki buah. Tingkat keawetan kayu (Hidayat, Estiti B, 1995)
b.      Klasifikasi Pohon Coklat
Divisio            : Spermatophyta
Subdivisio       : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledoneae
Ordo                : Malvales
Familia            : Sterculiaceae
Genus              : Theobroma
Spesies            : Theobroma cacao L (Hidayat, Estiti B, 1995)
c.       Syarat Tumbuh Pohon Coklat
            Pohon ini cocok tumbuh di daerah hutan hujan tropis karena memiliki sifat ekologi yang paling cocok untuk tanaman kakao, tumbuhnya selalu terlindung pohon besar lain. Selanjutnya menyebarkan dengan penyebaran geografis, dengan batas penyebaran yang memberikan keuntungan (Hidayat, Estiti B, 1995)


d.      Manfaat Pohon Cokla
            Pohon ini dimanfaatkan buahnyan untuk membuat cokla, batang dan ranting dimanfaatkan untuk kayu bakar sedangkan daunya dimanfaatka sebagai salah satu bahan pembuatan pupuk organik (Hidayat, Estiti B, 1995)
9.      Mahoni
a.       Pengertian dan Ciri-ciri Pohon Mahoni
            Dalam bahasa Inggris, mahoni disebut West Indian Mahogany. Di Bangli disebut sebagai mahagni. Di Belanda dikenal sebagai mahok. Orang Perancis menyebutnya acajou atau acajou pays, di Vietnam dikenal dengan nama Mahogany, sementara di Malaysia tanaman ini dinamai cheriamagany. Lain lagi dengan orang Spanyol yang mengenalnya sebagai caoba/caoba de Santo/domingo. Di Indonesia sendiri tumbuhan berkayu keras ini mempunyai nama lokal lainnya, yaitu mahagoni, maoni atau moni. Ciri-ciri pohon mahoni memiliki tekstur daun majemuk dan halus, bentuk daun eliptitc, kulit batang kasar serta memiliki buah dan getah. Tingkat keawetan kayu (Andre Illy dan Rinantonio Viani, 2005).
b.      Klasifikasi Pohon Mahoni
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                 : Sapindales
Famili              : Meliaceae
Genus              : Swietenia
Spesies             : Swietenia mahagoni (L.) (Andre Illy dan Rinantonio                                              Viani, 2005).
c.       Syarat Tumbuh Pohon Mahoni
            Pohon ini dapat tumbuh di lahan yang miskin dan tidak subur, pohon ini juga dapat tumbuh pada lahan yang sudah terkena erosi berbatu dan talah alluvial serta tanah yang memiliki ph rendah. Tumbuh pada ketinggian antara 30 – 130 m dpl dengan curah hujan bervariasi antara 1.000 mm – 4.500 mm setiap tahu (Andre Illy dan Rinantonio Viani, 2005).
d.      Manfaat Pohon Mahoni
            Manfaat pohon mahoni yaitu ternyata pohon tersebut dapat mengurangi polusi udara hingga 47-69% sehingga dianggap juga sebagai pohon filter udara maka tak heran pohon ini sering ditanam dipinggir dalan selain sebagai peneduh jalan. Selain itu akar dari pohon mahoni juga dapat mengikat air hujan yang turun dan meresapkannya kedalam tanah dna menjadikan cadangan air ternyata begitu banyak ya manfaat dari pohon mahoni. Semua bangian tubuh pohonnya memiliki manfaat tersendiri (Andre Illy dan Rinantonio Viani, 2005).

10.  Jambu Biji
a.       Pengertian dan Ciri-ciri Pohon Jambu Biji
            Merupakan salah satu tanaman tropis. Tanaman ini dikenal dengan sebutan jambu biji. Tanaman ini sudah digunakan sejak lama untuk pengobatan tradisional terutama daun, kulit, dan buahnya. Jambu Biji (Psidium guajava) mengandung berbagai macam zat gizi yang dapat digunakan sebagai obat. Ciri-ciri jambu biji memiliki struktur daun kasar dan kecil, bentuk daun eliptitc, kulit batang halus serta memiliki buah. Tingkat keawetan kayu (Hidayat, Estiti B. 1995)
b.      Klasifikasi Pohon Jambu Biji
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Sub Kingdom  : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Myrtales
Famili              : Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus              : Psidium
Spesies             : Psidium guajava L. (Hidayat, Estiti B. 1995)
c.       Syarat Tumbuh Pohon Jambu Biji
            Tumbuh pada tempat terbuka, tumbuh liar dan dapat ditemukan pada ketinggian 1-1.200 m dpl. Tanaman jambu biji sebenarnya dapat tumbuh pada semua jenis tanah. Jambu biji dapat tumbuh baik pada lahan yang subur dan gembur serta banyak mengandung unsur nitrogen, bahan organik, atau pada tanah yang keadaan liat dan sedikit pasir. Derajat keasaman tanah (Ph) tidak terlalu jauh berbeda dengan tanaman lainnya, yaitu antara 4,5-8,2 dan bila kurang dari pH tersebut maka perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu. Tanaman jambu biji dapat tumbuh dan berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 23-28o C disiang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kerdil), yang ideal musim berbunga dan berbuah pada waktu musim kemarau yaitu sekitar bulan Juli (Hidayat, Estiti B. 1995)
d.      Manfaat Pohon Jambu Biji
            Jambu biji rendah  akan kalori dan lemak namun mengandung vitamin     penting diantaranya, mineral, dan senyawa antioksidan poli-fenolik dan flavonoid yang berperan penting dalam pencegahan kanker, anti-penuaan, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Buah ini sangat kaya sumber serat larut (5,4 g per 100 g buah, sekitar 14% dari DRA), yang baik untuk memperlancar pencernaan. Serat membantu melindungi membran mukosa usus dengan mengurangi efek buruk racun serta mengikat bahan kimia penyebab kanker di usus besar (Hidayat, Estiti B. 1995)




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
            Dalam praktek lapangan ini hendaknya dibentuk kerja sama antar anggota kelompok dan membagi tugas yang akan dikerjakan, kemudian tiap kelompok harus didampingi oleh pengawas atau asisten dosen saat praktek berlangsung. Ini dilakukan agar ketika mahasiswa melakukan pengamatan yang salah atau keluar dari metode praktek ada pengawas atau asisten dosen yang membenarka sehingga data mentah yang didapatkan di Hutan Pendidikan Bengo-Bengo, Maros tidak salah.










DAFTAR PUSTAKA
Andre Illy dan Rinantonio Viani, 2005. Anotomi tanaman mahoni, Novik Kurnianti Thursday, August 28, 2014 Posted by Purnomo Adi             on Jumat, 28 Desember 2015 - Rating: 4.5
Anonim. 2010. Kajian Jati Plus. http://hutanalam.blogspot.com/2010/02/kajian-  jati-plus.html. Diakses pada tanggal 14 mei 2012
Anonim, 2012. Penatapan hutan pendidikan  Bengo-Bengo ditetapkan oleh            Derjen             No . 86 / menhut 11/  Dirjen kehutanan.  pada tanggal 13         Maret 1980
Anonim, 2013. Profil hutan pendidikan dan letak hutan pendidikan              http://unhas.ac.id/fahutan/file///D=%36/hutan pendidikan Bengo-  Bengo.html.    diakses pada tanggal 26 Desember 2015
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB.
Liptan, 1999. Jambu Mete Sebagai tanaman penghijauan. Balai Informasi Diposkan oleh adeck anik di 23.18 24 Desember 2015
Marsono, Djoko, 2001. Perspektif Ekologis Pengelolaan Hutan dalam Rangka       Otonomi Daerah dan Pelestarian Lingkungan, Konservasi Sumberdaya            Alam dan Lingkungan Hidup, 35-56.









LAMPIRAN
      
Gambar 1.1 Pohon Pinus

  
Gambar 1.2 Pohon Jati
                                          
 
Gambar 1.3 Pohon Pulai
Gambar 1.4 Pohon Nangka

Gambar 1.5 Pohon Jambu Mente

 
Gambar 1.6 Pohon Mangga
  
Gambar 1.7 Pohon Kopi

 
Gambar 1.8 Pohon Coklat

  
Gambar 1.9 Pohon Mahoni

 
Gambar 1.10 Pohon Jambu Biji


1 komentar: