DENDROLOGI
Disusun
Oleh
Kelompok:v
Anggota
: Pije Irwansyah
: Rismanto
: Wahyudin
:
Gonde
:
Devi Arianti
: Ahyar
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JURUSAN
MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS
PERTANIAN
TAHUN 2016
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
Laporan : Klasifikasi Jenis Pohon
di Hutan Pendidikan Bengo- Bengo
Kelompok : 5 (Lima)
Kelas
: III. A
Laporan
peraktek ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan mengikuti mata kuliah
Dendrologi Kehutanan
Disetujui
oleh:
(Dr. Husna Latifah.,
S.Hut., M.P.)
Dosen
Pengampuh
Tanggal
pengesahan :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas
berkat rahmat, karunia, dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktek lapangan ini yang berjudul “Klasifikasi
Jenis Pohon di Hutan Pendidikan Bengo-Bengo” dan kami juga tak lupa pula
kirimkan salam serta salawat kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW sebagai
Rasul pembawa kebenaran dari semua aspek diantaranya ilmu pengetahuan.
Kemudian, laporan ini dapat
terselesaikan berkat kerja sama teman-teman kelompok V dengan tujuan untuk lebih mengetahui tentang
klasifikasi pohon yang ada di hutan Bengo-Bengo lebih lanjut serta
menyelesaikan salah satu mata kuliah sebagai tanggung jawab pelajar dan juga memperluas pengetahuan
tentang sistematis penyusunan laporan.
Demikian proses penyusunan lapora
ini, namun perlu teman-teman ketahui bahwa kami sebagai penyusun menyadari
betul kekurangan dalam penyusunan laporan ini, maka dari itu kami sangat mengharapkan saran dari para
pembaca sebagai langkah baru untuk
menuju kedepan yang
lebih baik. Semoga laporan ini
dapat memberikan mamfaat bagi kami khususnya serta para pembaca pada umumnya.
Makassar,
27 Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL
............................................................................................ i
HALAMAN
PENGESAHAN
............................................................................. ii
KATA
PENGANTAR
......................................................................................... iii
DAFTAR
ISI
........................................................................................................ iv
DAFTAR
TABEL ................................................................................................ v
DAFTAR
GAMBAR
........................................................................................... vi
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .............................................................................................. 1
B.
Tujuan Praktek
Lapang.................................................................................. 2
C.
Rumusan Masalah
......................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Sejarah Hutan Pendidikan Bengo-Bengo ...................................................... 3
B. Luas
Dan Letak Hutan Pendidikan Bengo-Bengo ........................................ 4
C. Topokrafi,
Geologi Tanah Dan Suhu
............................................................ 5
BAB
III METODELOGI
A. Waktu
dan Tempat
........................................................................................ 7
B. Alat
dan Bahan
.............................................................................................. 7
C. Metode
.......................................................................................................... 7
BAB
IV HASIL OBSERVASI
A. Hasil
.............................................................................................................. 8
B. Pembahasan
................................................................................................... 9
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
.................................................................................................. 24
B.
Saran
............................................................................................................. 24
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
........................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL
No Nama
Halaman
1 Hasil Observasi
............................................................................................. 8
DAFTAR LAMPIRAN
No Nama
Halaman
1.1
Pohon Pinus
................................................................................................ 26
1.2
Pohon Jati
................................................................................................... 26
1.3
Pohon Pulai
................................................................................................ 26
1.4
Pohon Nangka
............................................................................................ 27
1.5
Pohon Jambu Mente ................................................................................... 27
1.6
Pohon Mangga
........................................................................................... 27
1.7
Pohon Kopi
................................................................................................. 28
1.8
Pohon Coklat
.............................................................................................. 28
1.9
Pohon Mahoni
............................................................................................ 28
1.10 Pohon Jambu Biji
....................................................................................... 29
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Alam semesta terdiri dari
komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk hidup) jumlahnya sangat
banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran rendah, sampai di
pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan sangat beraneka
ragam. Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami
kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk mempermudah
dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup maka kita perlu cara. Cara untuk
mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut sistem
klasifikasi penggolongan / pengelompokan
(Marsono,
Djoko, 2001)
Dalam laporan ini kami akan membahas secara lebih
mengkhusus pada klasifikasi Tumbuhan mengingat kurangnya pengetahuan tentang
bagaimana pengelompokan – pengelompokan tentang tumbuhan mungkin yang kita tahu
bahwa semua tumbuhan itu adalah pepohonan yang memiliki daun yang lebat dan
batang yang kuat, padahal banyak hal yang belum kita ketahui tentang dunia
tumbuhan (Plantae). Khususnya sebagai rimbawan kita juga harus mengetahui apa
itu klasifikasi, manfaat klasifikasi, tujuan, karena klasifikasi tidak hanya di
gunakan dalam ilmu pengetahuan alam , dalam kehidupan sehari - haripun tanpa
disadari kita telah melakukan klasifikasi, misal pada saat mencuci alat – alat
dapur, setelah mencuci kita menempatkan piring, sendok, garpu, gelas, cangkir sesuai dengan tempat dan ukurannya
masing – masing. Jadi untuk lebih jelasnya kami akan jelaskan dalam bab
berikutnya (Marsono, Djoko, 2001)
B. Tujuan
Adapun tujuan praktek
lapangan ini dilakuakan agar mahasiswa mampu mengenali dan mengidentifikasi
bagian-bagin pohon Pinus, Jati, Pulai,Nangka, Jambu Mente, Mangga, Kopi,
Coklat, Mahoni, Dan Jambu Biji di hutan Bengo-Bengo Kabupaten Maros.
C. Rumusan
Masalah
1. Beberapa
jenis pohon di Hutan Pendidikan Bengo-Bengo.
2. Bagaimana
struktur daun pohon yang ada di Hutan Pendidikan Bengo-Bengo, Maros
3. Beberapa
bagian-bagian pohon di Hutan Pendidikan Bengo-Bengo.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Sejarah
Hutan Pendidikan Bengo-Bengo
Bengo-bengo adalah sebuah kawasan hutan alami yang
menjadi salah satu objek wisata petualangan di Sulawesi Selatan. Berjarak 40 km
dari kota Makassar dan lokasinya yang sangat dekat dari jalan poros Maros –
Camba sehingga mudah dijangkau. Berada ditempat yang strategis membuat hutan
Bengo-bengo menjadi destinasi yang populer (Anonim, 2013)
Daya
tarik keindahan alam dan beragam satwa langkanya yang selama ini diperuntukkan
untuk internal akademik, kini sudah mampu memikat kalangan para pelancong dari
dalam maupun luar negeri untuk datang mengeksplorasinya. Hutan Bengo-bengo
adalah hutan pendidikan yang dikelola Universitas Hasanuddin sejak tahun 1980
dengan luas areal 1300 Ha. Kawasan Hutannya rimbun dengan berbagai jenis
pepohonan yang di dominasi pohon pinus tinggi menjulang dengan hawa sejuk khas
pegunungan (Anonim, 2013).
Hutan Bengo-Bengo menyimpan potensi alam yang luar
biasa pesonanya hingga membuat para penggemar wisata yang mengunjunginya akan
dibuat takjub dan terkagum-kagum. Pemandangan hutan pinusnya eksotik, tertata
rapi menampilkan murninya keasrian romantis hutan tropis. Kontur alamnya
berbukit-bukit landai dan hampir seluruh permukaannya ditutupi rumput tebal.
Terdapat pula satwa-satwa liar yang berkembang biak dengan baik antara lain
jenis monyet langka, Macaca maura dan Tarsius, monyet terkecil didunia. Pada
sisi dalam wilayah hutannya, akan banyak dijumpai interior alami yang
menakjubkan. Terdapat tiga sumber air jeram yang mengalir deras membelah hutan
antara lain Air Terjun tiga susun, Air Terjun Palanro dan Telaga bidadari.
Untuk menikmati keragaman potensi hutan Bengo, butuh waktu setidaknya 4-5 hari
untuk menjelajahi batas-batas hutannya (Anonim, 2013).
Tahun 1987, Hutan bengo-bengo difungsikan sebagai
laboratorium alam dan pusat kegiatan praktek lapangan terutama bagi mahasiswa
dan peneliti. Pembangunan sarana dan fasilitas pendukungnya pun dibangun secara
bertahap bekerjasama dengan penduduk setempat untuk memenuhi kebutuhan
pengunjung. Tahun 2007, perkembangan sarana dan fasilitasnya telah memadai
dengan kelengkapan resort, kamar mandi umum, aula serta sarana ibadah sehingga
fungsi hutan Bengo-Bengo beralih menjadi destinasi wisata yang menyenangkan (Anonim, 2013).
B.
Luas Dan
Letak Hutan Pendidikan Bengo-Bengo
Hutan pendidikan Bengo-Bengo termasuk dalam kawasan
hutan Bulusaraung yang berada di Desa Limapoccoe, Kecamatan Cenrana, Kabupaten
Maros atau tepatnya 65 km dari kota Makassar. Ditinjau dari segi geografisnya,
Hutan Pendidikan Bengo-Bengo (Anonim, 2012).
Hutan Pendidikan Bengo-Bengo
mempunyai batas-batas sebagai berikut :
1.
Sebelah utara
berbatasan dengan Desa Timpuseng
2.
Sebelah timur
berbatasan dengan Desa Laiya
3.
Sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Kappang
4.
Sebelah barat
berbatasan dengan Desa Balocc (Anonim, 2012).
C.
Topograpi
Geologi Tanah dan Suhu
a. Topografi
Menurut
letaknya, kawsan Hutan Pendidikan Bengo-Bengo berada pada ketinggan 400-600 m
diatas permukaan laut dengan kedalaman lapang berbukit, berombak, bergelombang
dan bergunung-gunung. Topografi Hutan Pendidikan
Bengo-Bengo secara garis besar terdiri dari 4 topografi, yaitu:
1. Berombak, dengan kemiringan 3-10%
2.
Bergelombang,
dengan kemiringan 10-30%
3.
Berbukit-bukit,
dengan kemiringan 30-50%
4.
Bergunung-gunung,
yang terletak pada daerah bagian utara sampai dengan selatan (Anonim 2013).
b. Geologi Tanah
Menurut
peta tanah, ditinjauan Provinsi Sulawesi Selatan (LPT Bogor, 1967), bahwa jenis
tanah yang terdapat pada wilayah kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros adalah
sebagai berikut :
a.
Alluvial kelabu,
dengan bahan induk endapan liat terdapat pada daerah datar dan bergelombang
disekitar sungai camba.
- Litosol, dengan bahan induk batuan gamping da tufa alkali terdapat pada topografi berbukit sampai bergunung.
- Mediteran coklat, regosol dan litosol, dengan bahan induk tuf dan batuan alkali, terdapat pada topografi berbukit sampai bergunung (Anonim, 2013).
c. Iklim Dan Suhu
Tipe
iklim di Indonesia diklasihikasikan oleh Schmid dan Fergusson atas dasar
perbandingan rata-rata jumlah bulan basah dengan kategori :
a)
Bulan kering =
rata-rata curah hujan < 60mm/bulan
b)
Bulan lembab =
rata-rata curah hujan 60-100mm/bulan
c)
Bulan basah =
rata-rata curah hujan diatas 100 mm/bulan
Faktor
untuk menentukan tipe iklim yang penting adalah curah hujan dalam 10 tahun terakhir.
Schmid dan fergusson (1980) mengklasifikasikan tipe iklim di Indonesia
berdasarkan perbandingan bulan kering dan bulan basah yang sering dinyatakan
dalam nilai Q dalam persen (%).
Nilai Q dalam persen (%) untuk
masing-masing tipe iklim di Indonesia digolongkan sebagai berikut :
1.
Tipe iklim A =
0-14,3%
2.
Tipe iklim B =
14,3-33,3%
3.
Tipe iklim C =
33,3-60%
4.
Tipe iklim D =
60-100%
5.
Tipe iklim E =
100-167%
6.
Tipe iklim F = 167-300%
7.
Tipe iklim G =
300-700%
8.
Tipe iklim H = 700%
keatas (Anonim, 2013).
BAB II
METODOLOGI
A.
Waktu
dan Tempat
Praktek lapangan Dendrologi
kehutanan di laksanakan pada hari Rabu tanggal 23 Desember 2015, pukul 11:14
WITA sampai selesai. Di Hutan Pendidikan Bengo-Bengo Kabupaten Maros Sulawesi
Selatan.
B.
Bahan
Dan Alat
Adapun bahan dan alat
yang digunakan antara lain:
1. Parang
2. Alat
tulis menulis
3. Kamera
C.
Metode
Praktek
Adapun metode yang dilakukan pada praktek lapangan
Dendrologi adalah mengamati jenis pohon yang ada di Hutan Pendidikan
Bengo-Bengo, kemudian mencatat hasil dari pengamatan, selanjutnya mengambil
dokumentasi dari tiap-tiap pohon yang telah diamati sebelumnya.
BAB IV
HASIL OBSERVASI
A.
Hasil
Hasil pengamatan pohon di hutan Pendidikan Bengo-Bengo,
Kabupaten Maros
Tabel 1. Nama-nama pohon di lokasi praktek
No
|
Nama Pohon
|
Nama Latin
|
1
|
Pinus
|
Pinus
merkusii
|
2
|
Jati
|
Tekton. grandis
|
3
|
Pulai
|
Alstonia
scholaris
|
4
|
Nangka
|
Artocarpus
heterophyllus
|
5
|
Jambu Mente
|
Anacardium occidentale
|
6
|
Mangga
|
Mangifera indica
|
7
|
Kopi
|
Coffea arabica
|
8
|
Coklat
|
Theobroma cacao
|
9
|
Manoni
|
Swietenia
mahagoni
|
10
|
Jambu biji
|
Psidium guajava
|
Sumber: Data primer dari lapangan 2015
B.
Pembahasan
1.
Pohon
Pinus
a. Pengertian
dan Ciri-ciri Pohon Pinus
Adalah salah satu jenis kayu khas
dari daerah tropis yang bernilai komersial cukup baik di pasaran. Kayu pinus ini terdiri dari banyak
jenis yang berbeda-beda. Tetapi, hanya ada dua jenis yang banyak beredar di
pasaran sebab kedua jenis pinus ini memang dikenal memiliki kualitas paling
baik diantara jenis-jenis pinus lainnya yakni pinus radiata dan pinus
merkusii. Baik jenis pinus radiata ataupun pinus merkusii, keduanya adalah
jenis pinus yang cukup populer di Indonesia sebab kedua jenis pinus tersebut
merupakan jenis pinus yang banyak digunakan oleh industri-industri perkayuan
ataupun oleh individu (masyarakat umum) sebagai bahan baku untuk membuat aneka
macam furniture indoor ataupun jenis produk lainnya. Ciri-ciri pohon pinus
memiliki tekstur daun kecil berbentuk jarum, bentuk daun folium, kulit batang
kasar dan bersisik serta memiliki buah dan getah. Tingkat keawetan kayu (Hidayat,
Estiti B. 1995)
b. Klasifikasi
Pohon Pinus
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Gymnospermae
Classis : Coniferae
Ordo : Pinales
Familia`
: Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus merkusii (Hidayat, Estiti B. 1995)
c.
Syarat tumbuh Pohon Pinus
Pinus dapat tumbuh pada ketinggian
antara 200-2.000 m di atas permukaan laut dan tidak memerlukan persaratan tumbuh
yang tinggi. Tepi memperoleh pertumbuhan yang baik diperlukan ketinggian di
atas 400-1.500 m di atas permukaan air laut (Hidayat,
Estiti B. 1995)
d.
Manfaat Pohon Pinus
Berbagai asam amino aktif dan enzim
aktif yang terkandung dalam serbuk bunga pinus dapat memulihkan gangguan
saluran pencernaan; mendorong sekresi kelenjar saluran pencernaan, sehingga
saluran pencernaan dapat mempertahankan fungsi normalnya dan meningkatkan napsu
makan; pada waktu bersamaan, juga dapat menghambat perkembang-biakan mikroba
tak baik dalam saluran usus, mencegah timbulnya sembelit dan diare (Hidayat, Estiti B. 1995)
2. Pohon Jati
a. Pengertia dan Ciri-ciri Pohon Jati
Merupakan jenis pohon penghasil kayu yang bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, bisa tumbuh hingga mencapai tinggi 30-40 m. Daunya besar, akan tetapi akan gugur atau rontok di musim kemarau. Pohon Jati dikenal dunia dengan nama teak (bhs inggris). Nama ilmiah jati yaitu Tectona Grandis L.F. Jati mempunyai daun berupa elips yang lebar serta bisa meraih 30 – 60 cm waktu dewasa. Pohon Jati mempunyai perkembangan yang lambat dengan Germinasi rendah (umumnya kurang dari 50%) yang membuat sistem propagasi dengan alami jadi sulit hingga kurang untuk menutupi permintaan akan kayu jati. Jati umumnya diproduksi dengan konvensional gunakan biji. Walau demikian produksi bibit dengan jumlah besar kurun waktu spesifik jadi terbatas dikarenakan ada susunan luar biji yang keras. Ciri-ciri pohon jati memiliki tekstur daun bulat dan besar berbulu, bentuk daun folium kulit batang kasar serta memiliki buah. Tingkat keawetan kayu (Anonim, 2010).
b. Klasifikasi Pohon Jati
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Tectona
Spesies : Tektona. grandis (Anonim, 2010).
c.
Syarat Tumbuh Pohon Jati
Pohon
Jati bisa tumbuh di tempat dengan curah hujan 1 500 – 2 000 mm/tahun serta suhu
27 – 36 °c baik di dataran rendah ataupun dataran tinggi. Area yang sangat baik
untuk perkembangan jati yaitu tanah dengan ph 4. 5 – 7 serta tidak dibanjiri
dengan air (Anonim, 2010).
d.
Manfaat Pohon Jati
Kayu jati
dikenal sebagai kayu yang paling berkualitas, kuat dan tahan rayap. Kayu
tersebut umum digunakan sebagai bahan baku furnitur. Ranting/ dahan jati umum
digunakan sebagai kayu bakar sedangkan daunya dimanfatkan sebagai alat
pembungkus misalnya membungkus makanan (Anonim, 2010).
3.
Pohon
Pulai
a. Penggertian dan Ciri-ciri Pohon Pulai
Adalah nama pohon dengan nama botani Alstonia scholaris. Pohon ini dari jenis tanaman keras yang hidup di pulau Jawa dan Sumatra. Dikenal juga dengan nama lokal pule, kayu gabus, lame, lamo dan jelutung. kualitas kayunya tidak terlalu keras dan kurang disukai untuk bahan bangunan karena kayunya mudah melengkung jika lembap, tapi banyak digunakan untuk membuat perkakas rumah tangga dari kayu dan ukiran serta patung. Ciri-ciri pohon pulai memiliki tekstur daun kasar dan tebal, bentuk daun eliptitc, kulit batang kasar serta memiliki getah. Tingkat keawetan kayu (Hidayat, Estiti B. 1995).
b.
Klasifikasi Pohon Pulai
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Family : Apocynaceae
Genus : Alstonia
Spesies : Alstonia scholaris (Hidayat,
Estiti B. 1995).
c.
Syarat Tumbuh
Pohon Pulai
Pulai
jenis ini tumbuh di daerah rawa atau tergenang air, di tepi aliran sungai, pada
gley humus atau aluvial yang kaya pasir. Umumnya tumbuh dibawah 300 m dpl.
Sering ditemukan pada hutan sekunder atau vegetasi semak belukar. Toleran
terhadap berbagai macam tanah dan habitat, dijumpai sebagai tanaman kecil yang
tumbuh di atas karang atau bagian tajuk dari hutan primer dan sekunder. Banyak
dijumpai di dataran rendah/pesisir dengan curah hujan tahunan 1000-3800 mm.
Juga dijumpai pada ketinggian diatas 1000 m dpl. Salah satu sifat adalah dapat
tumbuh di atas tanah dangkal. Tidak tumbuhya tanaman ini pada sebaran alami
yang suhunya kurang dari 8ºC, yang menunjukkan jenis ini tidak tahan udara
dingin (Hidayat, Estiti B. 1995).
d.
Manfaat Pohon
Pulai
Kayu
komersial yang disebut dengan kayu pulai ini cocok untuk: Ukiran, pembuatan
peti, kayu lapis. Sedangkan getahnya bisa digunakan sebagai obat penyakit kulit
dan kulitnya sendiri mengandung alkaloid untuk obat. Selain itu, sebenarnya
pohon Pulai ini banyak manfaatnya untuk pengobatan. Terutama dari kulit dan
daunnya (Hidayat, Estiti B. 1995).
4.
Pohon Nangka
a. Pengertian
dan Ciri-ciri Pohon Nangka
Nangka
adalah sejenis pohon, sekaligus buahnya. Pohon nangka termasuk ke dalam suku
Moreceae, nama ilmiahnya adalah Artocarpus
heterophyllus. Dalam bahasa inggris nangka dikenal sebagai jackfruit.
Ciri-ciri pohon nangka memiliki tekstur daun halus dan tebal licin, bentuk daun
eliptitc, kulit batang kasar serta memiliki buah dan getah. Tingkat keawetan kayu (Hidayat, Estiti B. 1995).
b.
Klasifikasi Pohon Nangka
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Urticales
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus heterophyllus (Hidayat, Estiti B. 1995).
c.
Syarat Tumbuh Pohon Nangka
Nangka dapat tumbuh
dengan baik di iklim tropis sampai dengan lintang 25 derajat Celcius utara
maupun selatan. Tanaman ini menyukai
wilayah dengan curah hujan lebih dari 1500 mm pertahun dimana musim keringnya
tidak terlalu keras. Nangka kurang toleran terahadap udara dingin, kekeringan
dan penggenangan (Hidayat, Estiti B,
1995).
d.
Manfaat Pohon Nangka
Kayu dan ranting dari pohon ini
dapat dimanfaatkan untu kayu akar, selain itu buahnya dapat dimakan, kalium
dalam buah nangka efektif dalam mengurangi kemungkinan penyakit jantung karena
bisa menurunkan tekanan darah. Kandungan zat besi dalam buah yang berserat ini
membantu mencegah anemia dan meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh. Akar
adalah obat yang baik bagi orang yang menderita asma. Merebus akar dan ekstrak
nangka ternyata dapat membantu untuk mengontrol asma (Hidayat, Estiti B. 1995).
5.
Jambu Mente
a.
Pengertia dan Ciri-ciri Pohon
Jambu Mente
Adalah
sejenis tanaman dari suku Anacardiaceae
yang berasal dari Brasil
dan memiliki "buah" yang dapat dimakan. Yang lebih terkenal dari
jambu mede adalah kacang mede, kacang mete atau kacang mente; bijinya yang
biasa dikeringkan dan digoreng untuk dijadikan berbagai macam penganan. Secara botani,
tumbuhan ini sama sekali bukan anggota jambu-jambuan (Myrtaceae)
maupun kacang-kacangan (Fabaceae), melainkan malah
lebih dekat kekerabatannya dengan mangga. Ciri-ciri pohon jambu mente memiliki tekstur daun halus dan tebal licin,
bentuk daun eliptitc, kulit batang kasar serta memilki buah dan getah. Tingkat keawetan (Liptan, 1999).
b.
Klasifikasi Pohon Jambu Mente
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Anacardium
Spesies : Anacardium occidentale (Liptan, 1999).
c.
Syarat Tumbuh Pohon Jambu Mente
Jenis tanah paling cocok untuk
pertanaman jambu mete adalah tanah berpasir, tanah lempung berpasir dan tanah
ringan berpasir. Jambu mete paling cocok ditanam pada tanah dengan pH antara
6,3-7,3, tetapi masih sesuai pada pH antara 5,5-6,3 (Liptan, 1999).
d.
Manfaat Pohon Jambu Mente
Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya
sebagai makanan, dan batang, ranting dari pohon jambu monyet bisa dijadikan
kayu bakar.
6. Pohon Mangga
a. Pengertia dan Ciri-ciri Pohon Mangga
Mangga adalah tumbuhan berbentuk pohon, berbatang tegak, bercabang banyak, bertajuk rindang, dan hijau sepanjang tahun. Tinggi tanaman berkisar antara 10 hingga 40 meter. Umur tanaman mangga bisa mencapai lebih dari 100 tahun. Ciri-ciri pohon mangga memiliki tekstur daun kasar dan tebal, bentuk daun eliptitc, kulit batang kasar serta memiliki buah dan getah. Tingkat keawetan kayu (Hidayat, Estiti B. 1995).
b. Klasifikas
Pohon Mangga
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Sapindales
Famili :
Anacardiaceae
Genus :
Mangifera
Species :
Mangifera indica (Hidayat, Estiti
B. 1995).
c. Syarat
Tumbuh Pohon Mangga
Pohon mangga cocok tumbuh di daerah musim kering selama 3
bulan. Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga, jika ditanam di
daerah basah tanaman akan terserang hama dan penyakit serata gugur bunga/buah
jiak bunga muncul pada saat hujan (Hidayat,
Estiti B. 1995).
d. Manfaat
Pohon Mangga
Secara umum
mangga memiliki panfaat pada buahnya, sensasi rasa buah mangga adalah perpaduan
rasa manis dan juga asam. Semakin matang maka rasa manisnya akan mengalahkan
rasa asamnya. Pasti Anda pernah mencicipi buah mangga bukan? Ternyata selain
nikmat, buah yang satu ini juga memiliki sederet manfaat bagi kesehatan dan
kecantikan manusia. Khasiat mangga ini telah teruji secara ilmiah. Manfaat
mangga bersumber dari kandungan senyawa yang ada di dalam daging buahnya.
Selain memahami kandungan dan manfaat buah mangga (Hidayat, Estiti B. 1995).
7.
Kopi
a.
Penggertian dan Ciri-ciri Pohon Kopi
Kopi termasuk ke dalam family
Rubiaceae, subfamili Ixoroideae dan suku Coffea. Seorang bernama Linneaus
merupakan orang yang pertama mendeskripsikan spesies kopi (Coffee Arabica)
pada tahun 1753. Menurut Bridson dan Vercourt pada tahun 1988, kopi dibagi menjadi
dua genus yakni Coffea dan Psilanthus. Genus Coffea terbagi menjadi dua
subgenus yakni Coffea dan Baracoffea. Subgenus Coffea terdiri dari 88 spesies.
Sementara itu subgenus Baracoffea terdiri dari 7 spesies. Berdasarkan geografik
(tempat tumbuh) dan rekayasa genetik, kopi dapat dibedakan menjadi lima. Kopi
yang berasal dari Ethiopia, Madagaskar serta Benua Afrika bagian barat, tengah
dan timur. Ciri-ciri pohon kopi memiliki tekstur daun yang halus dan tebal,
bentuk daun eliptitc, kulit batang kasar seta memiliki buah. Tingkat keawetan kayu (Andre
Illy dan Rinantonio Viani, 2005).
b. Klasifikasi
Pohon Kopi
Kingdom : Plantea
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo :
Gentianacea
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea arabica;
Coffea robusta; Coffea liberica
c. Syarat
Tumbuh Pohon Kopi
Kopi
Arabica (Coffea arabica) tumbuh baik
di daerah dengan ketinggian 700 – 1.700 m diatas permukaan laut, suhu 16 –
20°C, beriklim kering selama 3 bulan setiap tahun berturut-turut. terutama bila
ditanam didaerah yang ketinggiannya kurang dari 500 m diatas permukaan laut.
Kopi
robusta merupakan turunan spesies kopi jenis cenephora. Tanaman ini tumbuh baik
pada ketinggian 400 – 700 m diatas permukaan laut, suhu atau temperatur udara 21
– 24° C, dengan bulan kering 3 – 4 bulan secara berturut-turut dan 3 – 4 kali
hujan kiriman.
d. Manfaat
Pohon Kopi
Pohon ini
dimanfaatkan buahnya untuk pembuatan kopi, dan batang, ranting dimanfaatkan
untuk kebutahan kayu bakar. Selain itu tumbuhan kopi arabica sangat peka terhadap penyakit
HIV.
8.
Coklat
a. Pengertian
dan Ciri-ciri Pohon Coklat
Tanaman kakao (Theobroma cacao L)
merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dikembangluaskan dalam rangka
peningkatan sumber devisa negara dari sektor nonmigas. Ciri-ciri
pohon coklat memiliki struktur daun halus dan kecil, bentuk daun eliptitc,
kulit batang kasar, serta memiliki buah. Tingkat keawetan kayu (Hidayat,
Estiti B, 1995)
b.
Klasifikasi Pohon
Coklat
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Malvales
Familia
: Sterculiaceae
Genus
: Theobroma
Spesies
: Theobroma cacao L (Hidayat, Estiti B, 1995)
c.
Syarat Tumbuh Pohon
Coklat
Pohon
ini cocok tumbuh di daerah hutan hujan tropis karena memiliki sifat ekologi
yang paling cocok untuk tanaman kakao, tumbuhnya selalu terlindung pohon besar
lain. Selanjutnya menyebarkan dengan penyebaran geografis, dengan batas
penyebaran yang memberikan keuntungan (Hidayat, Estiti
B, 1995)
d.
Manfaat Pohon Cokla
Pohon
ini dimanfaatkan buahnyan untuk membuat cokla, batang dan ranting dimanfaatkan
untuk kayu bakar sedangkan daunya dimanfaatka sebagai salah satu bahan
pembuatan pupuk organik (Hidayat, Estiti B, 1995)
9. Mahoni
a.
Pengertian dan Ciri-ciri Pohon
Mahoni
Dalam bahasa Inggris, mahoni disebut
West Indian Mahogany. Di Bangli disebut sebagai mahagni. Di Belanda dikenal
sebagai mahok. Orang Perancis menyebutnya acajou atau acajou pays, di Vietnam dikenal
dengan nama Mahogany, sementara di Malaysia tanaman ini dinamai cheriamagany.
Lain lagi dengan orang Spanyol yang mengenalnya sebagai caoba/caoba de
Santo/domingo. Di Indonesia sendiri tumbuhan berkayu keras ini mempunyai nama
lokal lainnya, yaitu mahagoni, maoni atau moni. Ciri-ciri pohon mahoni memiliki
tekstur daun majemuk dan halus, bentuk daun eliptitc, kulit batang kasar serta
memiliki buah dan getah. Tingkat
keawetan kayu (Andre Illy dan Rinantonio Viani, 2005).
b.
Klasifikasi Pohon Mahoni
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua /
dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Genus : Swietenia
Spesies : Swietenia mahagoni (L.) (Andre
Illy dan Rinantonio Viani, 2005).
c. Syarat Tumbuh Pohon Mahoni
Pohon ini dapat tumbuh
di lahan yang miskin dan tidak subur, pohon ini juga dapat tumbuh pada lahan
yang sudah terkena erosi berbatu dan talah alluvial serta tanah yang memiliki
ph rendah. Tumbuh pada ketinggian antara 30 – 130 m dpl dengan curah hujan
bervariasi antara 1.000 mm – 4.500 mm setiap tahu (Andre Illy dan Rinantonio Viani,
2005).
d.
Manfaat
Pohon Mahoni
Manfaat pohon mahoni yaitu ternyata pohon
tersebut dapat mengurangi polusi udara hingga 47-69% sehingga dianggap juga
sebagai pohon filter udara maka tak heran pohon ini sering ditanam dipinggir
dalan selain sebagai peneduh jalan. Selain itu akar dari pohon mahoni juga
dapat mengikat air hujan yang turun dan meresapkannya kedalam tanah dna
menjadikan cadangan air ternyata begitu banyak ya manfaat dari pohon mahoni.
Semua bangian tubuh pohonnya memiliki manfaat tersendiri (Andre Illy dan Rinantonio Viani, 2005).
10. Jambu Biji
a.
Pengertian dan Ciri-ciri Pohon Jambu
Biji
Merupakan
salah satu tanaman tropis. Tanaman ini dikenal dengan sebutan jambu biji.
Tanaman ini sudah digunakan sejak lama untuk pengobatan tradisional terutama
daun, kulit, dan buahnya. Jambu Biji (Psidium
guajava) mengandung berbagai macam zat gizi yang dapat digunakan sebagai
obat. Ciri-ciri jambu biji memiliki struktur daun kasar dan kecil, bentuk daun
eliptitc, kulit batang halus serta memiliki buah. Tingkat keawetan kayu (Hidayat, Estiti B. 1995)
b.
Klasifikasi Pohon Jambu Biji
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub
Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan
biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua /
dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L. (Hidayat,
Estiti B. 1995)
c.
Syarat Tumbuh Pohon Jambu Biji
Tumbuh pada tempat
terbuka, tumbuh liar dan dapat ditemukan pada ketinggian 1-1.200 m dpl. Tanaman
jambu biji sebenarnya dapat tumbuh pada semua jenis tanah. Jambu biji dapat
tumbuh baik pada lahan yang subur dan gembur serta banyak mengandung unsur
nitrogen, bahan organik, atau pada tanah yang keadaan liat dan sedikit pasir.
Derajat keasaman tanah (Ph) tidak terlalu jauh berbeda dengan tanaman lainnya,
yaitu antara 4,5-8,2 dan bila kurang dari pH tersebut maka perlu dilakukan
pengapuran terlebih dahulu. Tanaman jambu biji dapat tumbuh dan berkembang
serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 23-28o C disiang
hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang
sempurna (kerdil), yang ideal musim berbunga dan berbuah pada waktu musim
kemarau yaitu sekitar bulan Juli (Hidayat,
Estiti B. 1995)
d.
Manfaat Pohon Jambu Biji
Jambu
biji rendah akan kalori dan lemak namun mengandung vitamin penting diantaranya, mineral, dan senyawa
antioksidan poli-fenolik dan flavonoid yang berperan penting dalam
pencegahan kanker, anti-penuaan, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Buah ini
sangat kaya sumber serat larut (5,4 g per 100 g buah, sekitar 14% dari DRA),
yang baik untuk memperlancar pencernaan. Serat membantu melindungi membran
mukosa usus dengan mengurangi efek buruk racun serta mengikat bahan kimia
penyebab kanker di usus besar (Hidayat,
Estiti B. 1995)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Dalam
praktek lapangan ini hendaknya dibentuk kerja sama antar anggota kelompok dan
membagi tugas yang akan dikerjakan, kemudian tiap kelompok harus didampingi
oleh pengawas atau asisten dosen saat praktek berlangsung. Ini dilakukan agar
ketika mahasiswa melakukan pengamatan yang salah atau keluar dari metode
praktek ada pengawas atau asisten dosen yang membenarka sehingga data mentah
yang didapatkan di Hutan Pendidikan Bengo-Bengo, Maros tidak salah.
DAFTAR PUSTAKA
Andre Illy dan Rinantonio Viani, 2005. Anotomi
tanaman mahoni, Novik Kurnianti Thursday, August 28, 2014 Posted by Purnomo Adi on Jumat, 28 Desember 2015 - Rating: 4.5
Anonim.
2010. Kajian Jati Plus. http://hutanalam.blogspot.com/2010/02/kajian- jati-plus.html. Diakses pada tanggal 14
mei 2012
Anonim,
2012. Penatapan
hutan pendidikan Bengo-Bengo
ditetapkan oleh Derjen No . 86 / menhut 11/
Dirjen kehutanan. pada
tanggal 13 Maret 1980
Anonim,
2013. Profil hutan pendidikan dan letak
hutan pendidikan http://unhas.ac.id/fahutan/file///D=%36/hutan
pendidikan Bengo- Bengo.html. diakses pada tanggal 26 Desember 2015
Hidayat,
Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB.
Liptan,
1999. Jambu Mete Sebagai tanaman penghijauan. Balai Informasi Diposkan oleh adeck anik di 23.18 24 Desember
2015
Marsono,
Djoko, 2001. Perspektif Ekologis
Pengelolaan Hutan dalam Rangka Otonomi
Daerah dan Pelestarian Lingkungan, Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup, 35-56.
LAMPIRAN
Gambar 1.1 Pohon
Pinus
Gambar 1.2 Pohon
Jati
Gambar 1.3 Pohon Pulai
Gambar 1.4 Pohon
Nangka
Gambar 1.5 Pohon
Jambu Mente
Gambar 1.6 Pohon
Mangga
Gambar 1.7 Pohon
Kopi
Gambar 1.8 Pohon
Coklat
Gambar 1.9 Pohon
Mahoni
Gambar 1.10 Pohon
Jambu Biji
The Golden Nugget - The Frontier, NV Jobs - JT Hub
BalasHapusThe Golden 김포 출장샵 Nugget 당진 출장안마 has 3 job 목포 출장마사지 openings, 고양 출장안마 949 동두천 출장마사지 total. This job